Dampak Ekonomi Dari Perubahan Iklim – JENEWA—Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa peningkatan tekanan akibat pemanasan global dapat menyebabkan orang kehilangan pekerjaan dan kerugian ekonomi pada tahun 2030, khususnya kemiskinan di negara-negara berkembang.
Lisa Schlein dari Voice of America melaporkan dari Jenewa pada peluncuran laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) “Bekerja di cuaca panas: dampak tekanan panas terhadap produktivitas dan hal yang benar untuk dilakukan.”
Dampak Ekonomi Dari Perubahan Iklim
Pada tahun 2030, kenaikan suhu dan meningkatnya stres di tempat kerja akan menyebabkan pengangguran penuh waktu sebesar $80 juta dan kerugian ekonomi global sebesar $2,4 triliun, katanya.
Internalisasi Perubahan Iklim Dalam Kurikulum Pendidikan
Penulis studi tersebut mengatakan proyeksi mereka didasarkan pada kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius pada akhir abad ini. Para ilmuwan mengatakan bahwa suhu udara mungkin naik 3 derajat Celcius.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa khususnya mereka yang bekerja di bidang pertanian dan konstruksi berada di luar negeri. Sektor pertanian diperkirakan kehilangan 60 persen jam kerja dunia, diikuti oleh industri konstruksi sekitar 19 persen.
Menurut Kathryn Saget, kepala penelitian di Organisasi Perburuhan Internasional dan penulis utama laporan tersebut, Asia Selatan dan Afrika Barat adalah wilayah yang paling terkena dampak. Menurutnya, ketujuh negara yang terdampak adalah negara yang paling sedikit terkena dampak di Afrika.
“Tekanan panas terkonsentrasi di negara-negara yang kekurangan lapangan kerja—banyak pekerjaan informal, kemiskinan kronis, dan ketidakamanan. Misalnya, di Afrika, 75 persen penduduknya tidak memiliki asuransi kesehatan.
Loss And Damage Akibat Dampak Perubahan Iklim Di Sektor Pesisir
Catherine Saget mengatakan pada tahun 2030, 2,3 persen jam kerja di Afrika akan berkurang akibat tekanan panas, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 2,2 persen.
Laporan tersebut mengatakan para pekerja di negara-negara kaya juga terkena dampak panas ekstrem, namun tidak separah di negara-negara miskin. Hal ini, katanya, memperlebar kesenjangan antara negara miskin dan kaya dan menyebabkan buruknya kondisi kerja bagi kelompok rentan.
ILO mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan untuk mengatasi tekanan panas dan melindungi pekerja. Hal ini termasuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan meningkatkan sistem peringatan dini terhadap kecelakaan termal. ILO juga menyerukan peningkatan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dan membantu masyarakat mengatasi bahaya terkait panas.
Kementerian Pertanahan dan Kehutanan menganugerahkan Sekolah Adiviyata 2023 di Jakarta, Selasa (17/10/2023). Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat sensitif terhadap perubahan iklim, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Menurut data (BPS, 2020), sekitar 42 juta orang tinggal di wilayah dengan ketinggian kurang dari 10 meter di atas permukaan laut. Faktanya, sebuah studi strategis (USAID, 2016) memperkirakan bahwa kenaikan permukaan laut akan menghancurkan 2.000 pulau-pulau kecil pada tahun 2050, sehingga menyebabkan 42 juta orang berisiko kehilangan tempat tinggal. Dahuri (2006) juga melaporkan bahwa 75% kota-kota besar di Indonesia terletak di wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan iklim. Bagi para nelayan, dampak langsung dari perubahan iklim di wilayah pesisir adalah meningkatnya risiko melaut akibat ketidakpastian bentang alam, yang selanjutnya dapat membuat para nelayan terjerumus ke laut dan bunuh diri. Selain itu, terjadi pula banjir dan tanah longsor yang merusak mangrove pesisir, tambak ikan, tambak udang dan garam, serta menurunkan produktivitas masyarakat pesisir. Keadaan ini memperburuk kehidupan perekonomian masyarakat pesisir. Berdasarkan kajian Bappenas (2021), antara tahun 2020 hingga 2024, nilai ekonomi yang hilang akibat perubahan iklim di kawasan kelautan dan samudera rata-rata mencapai Rp 81,53 triliun sehingga menjadikan sektor ini sebagai sektor yang paling terkena dampak pertukaran tersebut. Pesisir Jawa dan Sulawesi adalah wilayah yang paling terkena dampaknya.
Temuan Besar Dari Laporan Ipcc 2022 Tentang Dampak Iklim, Adaptasi, Dan Kerentanan
Indonesia sangat sensitif terhadap perubahan iklim, terutama di wilayah pesisir. Hasil kajian Bappenas (2021) mengenai Indeks Kerentanan Pesisir (CVI) yang memisahkan tingkat kerentanan pada sektor fisik dan kelautan menunjukkan panjang garis pantai yang terkena dampak pada kategori CVI tertinggi (indeks 5). 1819km. Saat ini Pulau Sulawesi mempunyai indeks kerentanan tertinggi yaitu 904,51 km. Saat ini Pulau Kalimantan dan Papua belum memiliki indeks kerentanan pesisir dengan indeks 5.
Kondisi tersebut antara lain penurunan permukaan tanah akibat intrusi air laut, rusaknya ekosistem laut akibat kenaikan permukaan air laut, perubahan gaya hidup masyarakat, berkurangnya luas persawahan pesisir, dan degradasi lingkungan. – penghapusan pulau, hilangnya daya tarik wisata pulau dan berkurangnya keanekaragaman hayati merupakan hal yang sangat penting.
Kerugian dan kerusakan kemungkinan besar terjadi akibat dampak negatif perubahan iklim, terutama peristiwa ekstrem atau yang terjadi terlambat (Cutter, 2019). akibat dampak perubahan iklim terhadap properti dan aktivitas ekonomi di wilayah pesisir dan laut (USAID, 2016).
Perubahan iklim akan berdampak lebih besar pada bidang pertumbuhan ekonomi yang lebih sulit dikembangkan. Hal ini dibuktikan oleh studi USAID (2016) yang menemukan perbedaan signifikan dampak kerugian dan kerusakan antar kawasan ekonomi, seperti terlihat pada Gambar 1.
Bmkg: Siap Bergabung Dalam Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Untuk Indonesia Emas 2045
Karena sebaran pusat ekonomi di wilayah pesisir seperti terlihat pada grafik di atas, kerugian ekonomi tertinggi sebesar Rp diperkirakan terjadi di Provinsi DKI Jakarta. 13 miliar per tahun akibat dampak perubahan iklim terhadap perekonomian wilayah pesisir. . Tingginya kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh tingginya tingkat kekayaan dan investasi di Jakarta menjadikan wilayah pesisir sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti erosi, kenaikan permukaan air laut, dan banjir. Berbeda dengan perekonomian besar di sektor perekonomian Jakarta, Provinsi Aceh, yang memiliki pusat pertumbuhan lebih sedikit dibandingkan DKI Jakarta, diperkirakan akan mengalami kerugian tahunan sebesar 4,7 miliar akibat perubahan iklim. Menghitung kerugian dan kerusakan berdasarkan jumlah investasi di dua wilayah berbeda berdampak langsung terhadap dampak perubahan iklim terhadap wilayah pesisir.
Kawasan pesisir perlu dilakukan mitigasi dan modifikasi untuk mengurangi dampak negatif terhadap kehidupan biofisik, ekonomi dan sosial akibat kehilangan dan degradasi. Mitigasi adalah proses mengambil berbagai tindakan preventif untuk mengurangi dampak bencana yang diantisipasi di masa depan (Diposaptono, 2003). 2018).
Dalam konteks perubahan iklim, tindakan untuk mengurangi kerugian dan kerusakan adalah dengan memodifikasi sistem ekologi (SES) untuk mencapai hasil yang nyata, langsung dan dapat diprediksi (Barnet, 2001). Seperti terlihat pada Gambar 2, pekerjaan ini harus dilakukan dengan pembangunan yang cepat dan berkelanjutan, terutama untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang tidak dapat dihindari. (Pemotong, 2019)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan Iklim (PBI) yang merupakan konsep kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim, hendaknya dilaksanakan sebagai penguatan pra-transisi (pra-transisi). Untuk menyikapi dampak perubahan iklim terhadap pesisir dan lautan, gagasan tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan penataan ruang yang mempertimbangkan aspek perubahan iklim. , Memperkuat alat pengendalian iklim, pemberdayaan pemangku kepentingan, pengembangan masyarakat, kolaborasi dan inklusi sosial. keamanan bagi masyarakat yang terkena dampak. . Tindakan mitigasi kerugian dan kerusakan yang dilakukan di Pantai Probolinggo dapat menjadi contoh bagi permasalahan lainnya, yaitu:
Kantor Berita Emirat
Tindakan yang dilakukan masyarakat Desa Kalibuntu untuk mengatasi kerusakan laut (penjarahan) yang terus terjadi dilakukan dengan merelokasi rumah mereka ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai Probolinggo meninggikan pondasi rumahnya (0,5 – 1,0 meter) dan mengubah arah datangnya banjir berikutnya yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Pencegahan kerusakan dan hilangnya kawasan produktif (danau, sawah, dan perumahan) dilakukan dengan membangun tembok pantai dan menanam bakau.
Kabupaten Probolinggo terkenal dengan tambak udang, susu, kepiting dan garamnya. Namun, karena sifat perubahan iklim yang sulit diprediksi, aktivitas bisnis sosial beralih dari budidaya udang, susu, dan kepiting ke risiko perubahan iklim, perubahan iklim, dan penggantian metode budidaya garam dengan yang baru. menargetkan perubahan iklim.
Dampak Perubahan Iklim (serial 5): Menakar Peran Perusahaan Terapkan Ekonomi Hijau
Inovasi ini hadir dengan sistem operasi yang terbuka dan hampir terkendali iklim. Saat hujan, mesin pengering ditutup, dan saat panas, kolam garam dibuka kembali. Dengan inovasi tersebut produksi garam antara tahun 2014-2018 sebesar 1,5-3,0 ton/10 hari meningkatkan pendapatan petani garam sebesar Rp 9-10 juta per bulan (LIPI, 2019)
Urgensi untuk mencapai pengurangan kerugian dan kerusakan akibat dampak perubahan iklim jelas memerlukan kebijakan dan strategi yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa strategi telah diterapkan, seperti:
Seluruh strategi tersebut dilaksanakan melalui kolaborasi multipihak dan lintas sektoral untuk mengurangi dampak kerugian dan kerusakan akibat bahaya lingkungan guna mencapai Indonesia yang berkesinambungan iklim.
Badan Pusat Statistik, 2020. Sensus Kelautan dan Sumberdaya Kelautan. Perubahan iklim di wilayah pesisir. BPS Pers, Republik Indonesia.
Perubahan Iklim Global: Definisi, Faktor Penyebab, Dampak Dan Upaya Penanggulangannya
Barnett, J. 2001. Adaptasi terhadap perubahan iklim di negara-negara Pasifik: masalah ketidakpastian. Pembangunan Internasional 29 (6): 977–93.
Diposaptono, S. 2003. Mengurangi bencana alam di wilayah pesisir dalam konteks pengelolaan pesisir di Indonesia. Tipe tambahan. T. 8 Nomor 2 Tahun 2003
Departemen Kehutanan dan Lingkungan Hidup. 2018. Indikator dan Target Perubahan Iklim di Indonesia. Direktur Jenderal Badan Perubahan Iklim. Jakarta Dampak perubahan iklim adalah kerugian atau keuntungan akibat perubahan iklim yang dapat diukur atau dikuantifikasi, baik secara fisik, sosial, maupun kekayaan. Dalam menilai dampak perubahan iklim, dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi saat ini dan masa depan.
Makalah dampak perubahan iklim, dampak perubahan iklim terhadap lingkungan, dampak perubahan iklim pada sektor ekonomi, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, dampak dari perubahan iklim, dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian, dampak perubahan iklim terhadap perikanan, dampak pemanasan global terhadap perubahan iklim, dampak perubahan iklim global, dampak perubahan iklim secara global, dampak perubahan iklim di indonesia, dampak perubahan iklim