Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

0 views

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online – Peralihan e-commerce ke “mobile only” yang mengandalkan ponsel pintar merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pengembangan model bisnis baru mengingat besarnya minat terhadap belanja “online”.

Michel, mahasiswa Universitas Ciputra mengamati produk-produk yang dipamerkan di berbagai platform pasar tempatnya magang di Jakarta, Jumat (11/3/2022). Belanja internet yang menawarkan beragam pilihan dan kemungkinan pengiriman gratis, sangat populer di kalangan anak muda.

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Kebiasaan belanja online yang semakin terbentuk seiring dengan terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah sejak pandemi COVID-19 melanda hampir tiga tahun lalu, membuat kenyamanan berbelanja online terus berlanjut hingga saat ini. Hal ini merupakan peluang untuk menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia.

Shopee Top Of Mind Berbelanja Selama Ramadan Dan Lebaran

Penutupan pusat perbelanjaan (mal) selama PSBB (pembatasan sosial besar-besaran) dan kemudian pengetatan aturan pembukaan mal selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) menyebabkan semakin tumbuhnya ekosistem belanja online. Nyatanya, hal tersebut masih menjadi kebiasaan yang kini dipilih masyarakat meski segala aktivitas bisa dilakukan secara offline.

Setelah kondisi pandemi COVID-19 membaik, aktivitas masyarakat yang sempat terhambat karena harus dilakukan secara daring kini berangsur normal kembali. Aktivitas bekerja, sekolah, beribadah, olah raga, dan belanja kembali dilakukan secara offline, meski protokol kesehatan tetap diterapkan.

Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan pada pertengahan November 2022, dimana mayoritas responden di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi melakukan aktivitas sehari-harinya secara offline.

Namun penelitian menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berbelanja, terutama untuk kebutuhan sekunder dan tersier, seperti membeli pakaian, sepatu, perlengkapan rumah, dan aksesoris lainnya, masih cenderung tumbuh secara online. Sebanyak 4 dari 10 peserta mengaku masih melakukannya hingga saat ini.

Karakteristik Perilaku Konsumen Dalam Belanja Online

Belanja online menjadi tren yang berkembang seiring dengan perkembangan teknologi sejak tahun 1999 dengan adanya forum jual beli yang menyebut Kaskusa sebagai pionir toko online. Munculnya pandemi COVID-19 memberikan dorongan terhadap meningkatnya tren belanja online.

Apalagi ketika ada kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat, dimana masyarakat diimbau melakukan segala aktivitas dari rumah. Tren yang sebelumnya hanya berkembang di perkotaan kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa dengan berkembangnya teknologi layanan ekskursi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi telah mendorong perkembangan digital di Indonesia. Menurut e-Conomi SEA Indonesia 2021, hampir 15 juta masyarakat Indonesia di wilayah non-perkotaan menggunakan layanan berbasis Internet untuk pertama kalinya pada paruh pertama tahun 2021.

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Berdasarkan data Bank Indonesia, di tengah pandemi Covid-19 dan lesunya sektor usaha perekonomian, iklim transaksi digital melalui marketplace justru semakin meningkat setiap tahunnya.

E Commerce Semakin Memanjakan Konsumen Di Ranah Digital

Pada tahun 2018, transaksi e-commerce digital di Indonesia tercatat sebesar Rp 106 triliun dan terus tumbuh setiap tahunnya. Faktanya, pada tahun pertama pandemi Covid-19 pada tahun 2020, transaksi tercatat sebesar Rp 266 triliun, meningkat tiga kali lipat. Pada tahun 2022 diperkirakan terjadi peningkatan sebesar lima kali lipat dibandingkan tahun 2018.

Masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang besar terhadap aktivitas jual beli di platform digital, khususnya produk fashion. Berdasarkan survei We Are Social 2021, jenis barang yang paling banyak dibeli konsumen Indonesia di e-commerce pada tahun 2020 adalah produk fashion dan kecantikan senilai $9,81 juta.

Sementara itu, laporan Indonesia E-commerce Map 2021 dari Iprice menyebutkan kategori fashion kembali mengalami peningkatan pencarian sebesar 10 persen.

Live shopping, salah satu inovasi strategi pemasaran online yang dikembangkan selama pandemi, juga sangat populer di kalangan konsumen di Indonesia. Studi Ipsos SEA 2021 di 6 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam) juga menemukan bahwa produk fashion (pakaian, tas, sepatu, dll) tetap menjadi favorit platform live shopping ini, dengan permintaan yang terus meningkat di tahun 7. dari 10 responden.

Belanja Online Dan Hak Hak Yang Terabaikan

Dari catatan Badan Pusat Statistik juga terlihat ada beberapa kategori yang mencatatkan peningkatan penjualan produk pada masa adaptasi kebiasaan baru, yakni kategori perawatan dan kecantikan, perlengkapan rumah tangga, makanan dan minuman, kesehatan dan pakaian wanita.

Sebuah aplikasi belanja ditampilkan seorang penjual pakaian di sebuah mal di Kepajoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (9 Maret 2022). Penggunaan aplikasi untuk memfasilitasi belanja online sangat diminati di kalangan remaja.

Semua jenis kelamin tertarik untuk membeli produk ini secara online. Meski hasil survei menunjukkan perempuan lebih banyak (53,7%), laki-laki juga sangat berminat (46,3%).

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Hal ini sejalan dengan laporan Iprice yang menemukan bahwa perempuan semakin memilih belanja online sejak pandemi dibandingkan laki-laki. Perempuan juga menghabiskan lebih banyak waktu berbelanja online dibandingkan laki-laki (53 persen vs. 47 persen).

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memutuskan Pembelian Secara Online Pada Masa Pandemi Covid 19

Melalui kajian lebih dalam berdasarkan kategori pendidikan, survei menemukan bahwa hampir separuh peserta yang gemar berbelanja online memiliki pendidikan SMA. Diikuti oleh 35% responden yang berpendidikan dasar dan 16% yang berpendidikan tinggi.

Hasil survei juga mengungkapkan bahwa peserta dengan status sosial ekonomi tinggi tampak kurang tertarik untuk membeli produk tersebut secara online, dan hanya 12 persen yang masih melakukannya. Sementara itu, responden kelas sosial bawah dan atas mendominasi dua pertiga minat belanja online, masing-masing sebesar 36%.

Dari segi kelompok umur, Generasi I (milenial) dan Generasi Z (centenarian) atau generasi muda pada kelompok usia 24-40 tahun tampaknya mendominasi tren belanja online sebesar 72,5 persen.

Hal ini tidak lepas dari karakteristik generasi muda yang lebih melek teknologi dan aktif menggunakan media sosial, termasuk berbelanja. Sebagian besar peserta juga melaporkan puas dengan pola belanja mereka.

Live Shopping Jadi Tren Belanja Online Terbaru Di Indonesia, Sirclo Resmikan Sirclo Studio Untuk Produksi Live Commerce Streaming Bagi Pemilik Merek

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran e-commerce turut berkontribusi terhadap perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Faktanya, riset iPrice mengungkap adanya pergeseran yang sangat pesat dalam pasar e-commerce Indonesia menjadi negara mobile-only pertama di Asia Tenggara, yaitu meningkatnya penggunaan ponsel pintar untuk pencarian produk dan transaksi.

Kemudahan dalam bertransaksi membuat berbelanja melalui perangkat mobile semakin nyaman bagi konsumen Indonesia. Laporan Iprice tahun 2021/2022 menyebutkan 94 persen konsumen Indonesia menggunakan perangkat seluler untuk berbelanja online. Artinya, ada peningkatan sebesar 13 persen dibandingkan periode 2016/17 yang sebesar 81 persen.

Jumlah ini merupakan yang tertinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya (Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura), meski pertumbuhan tertinggi diraih oleh Vietnam, yaitu sebesar 15 persen.

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Petugas polisi membongkar paket barang di titik pengantaran JD.ID Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (5 Oktober 2020). Belanja online menjadi semakin populer di kalangan konsumen selama pandemi COVID-19. Selain praktis, ada juga kekhawatiran tertular Covid-19 jika belanja tatap muka secara tradisional menjadi alasan utama masyarakat. Peningkatan belanja online diharapkan mampu mendukung transformasi perekonomian nasional yang tengah mengalami perlambatan akibat pandemi.

Artikel Pola Perubahan Konsumsi

Dengan demikian, Indonesia memimpin pasar e-commerce di Asia Tenggara menuju wilayah mobile-only dengan pangsa lalu lintas seluler sekitar 100 persen pada tahun 2021/2022. Selain itu, berdasarkan gross merchandise value (GMV), Indonesia juga menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Kuatnya pergerakan e-commerce menuju dunia mobile-only menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi para wirausaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan model bisnis baru yang memberikan kemudahan konsumen untuk lebih aktif bertransaksi. (R&D) Tren belanja online meningkat selama pandemi COVID-19. Survei Ipsos Global Trends 2021 menunjukkan konsumen lebih mudah berbelanja online dibandingkan datang ke toko fisik. Di antara 25 negara yang disurvei, Indonesia menunjukkan persentase preferensi kenyamanan belanja online tertinggi (73%).

Namun survei Ipsos juga menunjukkan bahwa masih ada negara yang mayoritas penduduknya mengakui belanja online lebih sulit, termasuk Afrika Selatan, Kenya, dan Nigeria.

Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia, mengatakan survei dilakukan untuk menunjukkan tanda-tanda perubahan dalam berbelanja, tidak hanya dalam hal belanja online. Survei Tren Global Ipsos 2021 juga mengungkap tren mulai dari konsumerisme hingga perubahan iklim dalam tren belanja.

Tren Perilaku Belanja Online Konsumen Indonesia Tahun 2020

Soeprapto menjelaskan, perubahan yang terlihat pada data biasanya didorong oleh tren opini masyarakat yang sudah berlangsung jauh sebelum adanya Covid-19 (kekuatan makro).

“Kekuatan makro mendorong perubahan atau perubahan perilaku masyarakat yang diukur dalam banyak penelitian yang telah kami lakukan. Dan kemudian, dari pergeseran tersebut, kami melihat sinyal perubahan di seluruh masyarakat. Ketiga hal ini saling mempengaruhi dan kita perlu memahami perubahan tersebut. dalam pernyataan tertulis.” di setiap tingkat untuk memahami secara efektif apa yang akan terjadi di masa depan”.

Laporan Ipsos Global Trends 2021, yang menyurvei 24.000 responden dari 25 negara, menemukan bahwa sebagian besar konsumen global dapat memperoleh penawaran yang lebih baik saat berbelanja online dibandingkan di toko fisik.

Perubahan Tren Konsumen Dalam Belanja Online

Misalnya, Indonesia menempati peringkat keempat di antara negara-negara lain yang disurvei dengan 83 persen. Konsumen Indonesia setuju bahwa mereka bisa mendapatkan penawaran yang lebih baik saat berbelanja online dibandingkan di toko.

Merespons Perilaku Konsumen Yang Berubah Pasca Pandemi

Karena pilihan merek, sebagian besar pasar di dunia masih belum banyak memilih merek dalam negeri. Mereka meyakini merek global memiliki produk yang lebih unggul dibandingkan merek lokal di negaranya, seperti yang terjadi di Nigeria (77 persen), Kenya (67 persen), India (62 persen), Thailand (58 persen) dan Singapura (55 persen). . . ).

Berbeda dengan pasar Indonesia yang 59 persen konsumennya tidak setuju bahwa merek internasional memiliki produk yang lebih baik dibandingkan merek lokal. Data tersebut sejalan dengan data survei serupa yang menyebutkan bahwa 87 persen konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih membeli produk dalam negeri dibandingkan produk internasional.

“Untuk pasar Indonesia, terlihat jelas dari data Ipsos Global Trends 2021 bahwa belanja online dan pemilihan merek lokal sangat menonjol dan peningkatannya sangat signifikan dibandingkan sebelum pandemi,” kata Soeprapto Tan.

Selain kemudahan dalam menggunakan saluran belanja online seperti aplikasi, website, media sosial, dan lain-lain, kemudahan dalam mencari penawaran atau promosi yang lebih banyak dan lebih baik menjadi salah satu alasan konsumen cenderung memilih belanja online dibandingkan belanja online, jelas Soerapto. Di toko-toko.

Tips Marketing Liburan Sekolah & Tren Belanja Online

“Dalam hal memilih merek lokal, konsumen merasa merek lokal Indonesia kini mampu bersaing bahkan dengan merek internasional.” Untuk itu saya melihat produk lokal dan belanja online akan terus menjadi pilihan konsumen di masa depan,” kata Soeprapto.

Tren pertumbuhan belanja online juga dikaitkan dengan percepatan

Arti cod dalam belanja online, data konsumen belanja online di indonesia, perlindungan konsumen belanja online, arti resi dalam belanja online, pengaduan konsumen belanja online, layanan pembayaran seperti cicilan pdam ipb dan belanja online termasuk dalam kategori, istilah po dalam belanja online, memotong rambut sesuai dengan gaya rambut terbaru yang sedang tren adalah contoh perubahan, tren belanja online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *